Berdasarkan hal ini, dapat kita katakan bahwa langkah pertama dalam aktivitas s*ksual adalah pemanasan, dan indra manusia memerankan peran sangat penting dalam rangs*ngan s*ksual, khususnya indra peraba dan indra penglihatan. Baca juga artikel sebelumnya yang membahas Tujuan Aktifitas S*ksual)
Tentang indra penglihatan dan pengaruhnya dalam menggerakkan perasaan s*ksual adalah perkara yang telah diketahui semua pihak dan tidak perlu kita paparkan. Bisa kita sebutkan di sini bahwa roman dan cerita-cerita percintaan yang mengandung adegan-adegan s*ksual juga memiliki peran dalam merangs*ng sensasi s*ksual.
Bagaimanapun juga, tujuan dan penjelasan kita ini adalah, mengarahkan perhatian kepada peran penting indra peraba dalam rangs*ngan s*ksual, karena ujung-ujung syaraf peraba tersehar di atas semua permukaan kulit. Syaraf-syaraf ini memiliki sentral khusus di otak, dan sentral-sentral ini dalam sistem kerjanya berhubungan dengan sentral dorongan s*ksual. Kebanyakan orang menyangka, sebagai media rangs*ngan s*ksual, sentuhan hanya cukup dengan meraba organ genital, padahal ada banyak daerah tubuh yang tidak diketahui banyak orang, yang bila disentuh akan membangkitkan sensasi s*ks ual, khususnya dalam tubuh wanita, seperti leher, buah dada, paha, bagian bawah punggung, pantat, terkadang belakang telinga serta sekitar pusar, dan daerah-daerah lainnya yang dari segi s*ks merupakan daerah-daerah yang merangs*ng (erogenous zones), dan kadangkala berbeda dari orang yang satu ke orang yang lain, sebagaimana daerah-daerah ini juga berbeda dalam tingkat rangs*ngannya.
Tentunya, organ p*nis pada kalangan laki-laki dan klit*ris pada kalangan wanita merupakan dua situs yang telah dikenal sebagai situs yang memiliki daya rangs*ng paling besar terhadap dorongan s*ks, dan seringkali kulit sekitar dubur memiiki daya rangs*ng yang sama. Demikian pula, bibir dan p*ting pay*dara juga termasuk situs-situs yang sensitif dengan sentuhan dalam tubuh wanita.
Termasuk daerah-daerah merangs*ng dari tubuh wanita adalah, labia minora. Yaitu labia yang tersembunyi di belakang labia mayora. Adapun liang v*gina muka sama sekali tidak memiliki daya rangsang, kecuali bagian depan atapnya, tepatnya di dekat mulut v*gina (klit*ris).
Yang kita maksudkan dengan rangs*ngan adalah, rabaan di atas permukaan kulit semata, sebagaimana gigitan cubitan, dan tekanan di atas kulit pada daerah-daerah yang tadi disebutkan masuk dalam pengertian rangs*ngan juga ciuman, hisapan, dan gelitikan.
Sekarang, setelah mengetahui langkah-langkah memberi rangs*ngan, kita harus memahami tujuan dan target memberi rangs*ngan; kenapa kita harus melakukan rangs*ngan sebelum hubungan s*ksual? Dan apakah rangs*ngan mesti dilakukan bagi setiap orang?
Tentang keharusan melakukan rangs*ngan sebelum herhubungan sangatlah benar, dan hendaknya semua pihak tahu bahwa tanpa proses pemanasan (Foreplay) hubungan s*ksual tidak akan berjalan normal atau alamiah, baik secara fisik maupun emosional. Cukup sebagai buktinya kita akan sebutkan dua tujuan saja dari tujuan-tujuan proses rangs*ngan s*ksual serta keharusannya sebelum hubungan intim.
Tujuan pertamanya adalah, mempersiapkan organ-organ reproduksi untuk melakukan aktivitas s*ksual itu sendiri, terutama pada wanita. Foreplay bagi laki-laki akan memicu tegangnya p*nis (er*ksi) lantaran p*nis yang penuh dengan darah, lalu kelenjar cowper yang terletak di bawah urethra yaitu t*stis atau gonades mulai bekerja.
Saya katakan, kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan cairan lengket seperti lendir yang dinamakan madzi sebagai respon terhadap stimulan yang datang dari pusat-pusat syaraf s*ks. Fungsi dari cairan ini, dalam istilah sebagian orang, adalah membantu mempermudah gerakan p*nis di dalam v*gina pada saat melakukan hubungan intim. Cairan ini bersifat basa. Keluarnya cairan ini di dalam urethra memiliki manfaat besar bagi spermatozoa, karena sperma sangat rentan mati atau terganggu jika berada di tengah-tengah asam. Manakala di dalam urehtra masih ada sisa urine, walaupun sedikit, dan manakala urine bersifat asam, maka keluarnya cairan ini di dalam urethra akan membersihkan rongga ini dar asam dan membentuk suasana basa. Itulah basa yang mesti berlaku bagi spermatozoa agar tidak mati atau dibahayakan dalam vitalitas dan kebugarannya ketika melewati rongga ini lalu jatuh dalam v*gina dalam keadaan terjaga kebugaran dan vitalitasnya.
Adapun pada wanita, terdapat konsensus antara semua ahli dalam bidang reproduksi, dengan kata yang lebih detail, bahwa sebaik-baik indikasi yang menunjukkan bahwa ia telah terangs*ng secara s*ksual dan siap untuk melakukan aktivitas s*ksual adalah, basah yang menimpa organ reproduksinya. Basah yang bisa ia rasakan sendiri serta bisa dipastikan dengan menyentuh liang v*gina dari luar, di mana basah akan meliputi semua bagian v*gina luar dan dalam. Baca Artikel berikutnya tentang Fungsi Dan Manfaat Cairan Yang Ada Pada V*gina)
Tentang indra penglihatan dan pengaruhnya dalam menggerakkan perasaan s*ksual adalah perkara yang telah diketahui semua pihak dan tidak perlu kita paparkan. Bisa kita sebutkan di sini bahwa roman dan cerita-cerita percintaan yang mengandung adegan-adegan s*ksual juga memiliki peran dalam merangs*ng sensasi s*ksual.
Bagaimanapun juga, tujuan dan penjelasan kita ini adalah, mengarahkan perhatian kepada peran penting indra peraba dalam rangs*ngan s*ksual, karena ujung-ujung syaraf peraba tersehar di atas semua permukaan kulit. Syaraf-syaraf ini memiliki sentral khusus di otak, dan sentral-sentral ini dalam sistem kerjanya berhubungan dengan sentral dorongan s*ksual. Kebanyakan orang menyangka, sebagai media rangs*ngan s*ksual, sentuhan hanya cukup dengan meraba organ genital, padahal ada banyak daerah tubuh yang tidak diketahui banyak orang, yang bila disentuh akan membangkitkan sensasi s*ks ual, khususnya dalam tubuh wanita, seperti leher, buah dada, paha, bagian bawah punggung, pantat, terkadang belakang telinga serta sekitar pusar, dan daerah-daerah lainnya yang dari segi s*ks merupakan daerah-daerah yang merangs*ng (erogenous zones), dan kadangkala berbeda dari orang yang satu ke orang yang lain, sebagaimana daerah-daerah ini juga berbeda dalam tingkat rangs*ngannya.
Tentunya, organ p*nis pada kalangan laki-laki dan klit*ris pada kalangan wanita merupakan dua situs yang telah dikenal sebagai situs yang memiliki daya rangs*ng paling besar terhadap dorongan s*ks, dan seringkali kulit sekitar dubur memiiki daya rangs*ng yang sama. Demikian pula, bibir dan p*ting pay*dara juga termasuk situs-situs yang sensitif dengan sentuhan dalam tubuh wanita.
Termasuk daerah-daerah merangs*ng dari tubuh wanita adalah, labia minora. Yaitu labia yang tersembunyi di belakang labia mayora. Adapun liang v*gina muka sama sekali tidak memiliki daya rangsang, kecuali bagian depan atapnya, tepatnya di dekat mulut v*gina (klit*ris).
Yang kita maksudkan dengan rangs*ngan adalah, rabaan di atas permukaan kulit semata, sebagaimana gigitan cubitan, dan tekanan di atas kulit pada daerah-daerah yang tadi disebutkan masuk dalam pengertian rangs*ngan juga ciuman, hisapan, dan gelitikan.
Sekarang, setelah mengetahui langkah-langkah memberi rangs*ngan, kita harus memahami tujuan dan target memberi rangs*ngan; kenapa kita harus melakukan rangs*ngan sebelum hubungan s*ksual? Dan apakah rangs*ngan mesti dilakukan bagi setiap orang?
Tentang keharusan melakukan rangs*ngan sebelum herhubungan sangatlah benar, dan hendaknya semua pihak tahu bahwa tanpa proses pemanasan (Foreplay) hubungan s*ksual tidak akan berjalan normal atau alamiah, baik secara fisik maupun emosional. Cukup sebagai buktinya kita akan sebutkan dua tujuan saja dari tujuan-tujuan proses rangs*ngan s*ksual serta keharusannya sebelum hubungan intim.
Tujuan pertamanya adalah, mempersiapkan organ-organ reproduksi untuk melakukan aktivitas s*ksual itu sendiri, terutama pada wanita. Foreplay bagi laki-laki akan memicu tegangnya p*nis (er*ksi) lantaran p*nis yang penuh dengan darah, lalu kelenjar cowper yang terletak di bawah urethra yaitu t*stis atau gonades mulai bekerja.
Saya katakan, kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan cairan lengket seperti lendir yang dinamakan madzi sebagai respon terhadap stimulan yang datang dari pusat-pusat syaraf s*ks. Fungsi dari cairan ini, dalam istilah sebagian orang, adalah membantu mempermudah gerakan p*nis di dalam v*gina pada saat melakukan hubungan intim. Cairan ini bersifat basa. Keluarnya cairan ini di dalam urethra memiliki manfaat besar bagi spermatozoa, karena sperma sangat rentan mati atau terganggu jika berada di tengah-tengah asam. Manakala di dalam urehtra masih ada sisa urine, walaupun sedikit, dan manakala urine bersifat asam, maka keluarnya cairan ini di dalam urethra akan membersihkan rongga ini dar asam dan membentuk suasana basa. Itulah basa yang mesti berlaku bagi spermatozoa agar tidak mati atau dibahayakan dalam vitalitas dan kebugarannya ketika melewati rongga ini lalu jatuh dalam v*gina dalam keadaan terjaga kebugaran dan vitalitasnya.
Adapun pada wanita, terdapat konsensus antara semua ahli dalam bidang reproduksi, dengan kata yang lebih detail, bahwa sebaik-baik indikasi yang menunjukkan bahwa ia telah terangs*ng secara s*ksual dan siap untuk melakukan aktivitas s*ksual adalah, basah yang menimpa organ reproduksinya. Basah yang bisa ia rasakan sendiri serta bisa dipastikan dengan menyentuh liang v*gina dari luar, di mana basah akan meliputi semua bagian v*gina luar dan dalam. Baca Artikel berikutnya tentang Fungsi Dan Manfaat Cairan Yang Ada Pada V*gina)
0 comments:
Post a Comment