Artikel ini kelanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas tentang frigiditas (Baca : Pengertian Frigiditas). Aktivitas s*ks memiliki dua tujuan. Yang pertama adalah, melahirkan keturunan baru. Dan yang kedua adalah, kenikmtatan s*ksual, yaitu kenikmatan yang Allah khususkan bagi anak Adam tanpa makhluk-makhluk yang lain. Karena kenikmat tersebut merupakan sensasi psikis, dimana untuk merasakan keberadaannya atau perihal tercapainya memerlukan usaha keras syaraf yang tinggi, perkara yang Allah khususkan bagi anak Adam sebagai mahluk yang paling tinggi. Hal tersebut dikuatkan dengan satu kenyataan, bahwa binatang-binatang bumi tidak membuahi betinanya kecuali pada musim-musim tertentu, sejalan dengan kesiapan organ reproduksi binatang-binatang tersebut untuk mengandung. Adapun di selain musim-musim tersebut, tidak ditemukan adanya pembuahan atau hubungan kelamin di antara binatang-binatang tersebut.
Sementara manusia, Allah telah mengistimewakannya dengan menciptakan pusat-pusat sistem syaraf pada organnya untuk bersenang-senang dan menikmati kelezatan dengan beragam jenisnya, sehingga ia bisa melakukan hubungan s*ksual bukan semata untuk memperoleh keturunan, bahkan juga untuk kenikmatan jasmani dan otak. Dan karena tema judul ini dikhususkan dari sisi s*ksual saja, oleh sebab itu kita tidak akan membahas aktiv itas s*ksual kecuali dari sisi ini saja.
Atas dasar hal itu, kita bisa mendefinisikan aktivitas s*ksual, bahwa aktivitas s*ksual tidak keluar dari aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk membebaskan diri dari ketegangan jasmani, perasaan, dan psikologis yang disebabkan oleh gelora emosional s*ksual yang menuntut tubuhnya secara umum dan syaraf-syarafnya secara khusus sebagai akibat dari rangs*ngan-rangsangan fisik atau psikis atau rangs*ngan pikiran yang menstimuiasi pusat-pusat dorongan s*ksual yang ada di dalam organ syarafnya.
Dan sini terlihat jelas, bahwa manusia, jika ia memaksudkan hubungan s*ksual tersebut sebagai kesenangan s*ksual, dan itu yang umum, maka hubungan s*ksual harus didahului oleh rangs*ngan s*ksual yang akan menggerakkan dan menstimulasi pusat-pusat syaraf yang khusus dengan dorongan s*ksual supaya menghasilkan ketegangan s*ksual. Melampiaskan gelora s*ksual merupakan asas kenikmatan s*ksual yang hendak dicapai oleh manusia. Maka perasaan puas setelah selesai dari aktivitas s*ksual adalah asas kesenangan dan kenikmatan yang hendak dicapai oleh seseorang lewat hubungannya dengan lawan jenis.
Saya membawakan rincian-rincian ini agar orang-orang yang berkepentingan dari kalangan laki-laki dan perempuan yang berakal mengerti bahwa keinginan untuk melakukan aktivitas s*ksual semata akan menghalanginya dari merasakan kenikmatan s*ksual lahir dan batin, karena kenikmatan s*ksual berasal dari perasaan berhasil melampiaskan gelora s*ksual. Gelora s*ksual ini tidak akan diraih kecuali dengan perintah dari pusat-pusat syaraf yang menguasai dorongan s*ksual. Manakala pusat-pusat syaraf ini tidak tersentuh oleh rangs*ngan-rangs*ngan, maka pusat-pusat syaraf tersebut tidak akan memberikan sinyal apa pun bagi syaraf s*ksual sehingga aktivitas s*ksual akan menjadi aktivitas s*ksual yang hampa, bahkan menjelma aktivitas s*ksual binatang yang tidak memiliki kenikmatan apa pun.
Sementara manusia, Allah telah mengistimewakannya dengan menciptakan pusat-pusat sistem syaraf pada organnya untuk bersenang-senang dan menikmati kelezatan dengan beragam jenisnya, sehingga ia bisa melakukan hubungan s*ksual bukan semata untuk memperoleh keturunan, bahkan juga untuk kenikmatan jasmani dan otak. Dan karena tema judul ini dikhususkan dari sisi s*ksual saja, oleh sebab itu kita tidak akan membahas aktiv itas s*ksual kecuali dari sisi ini saja.
Atas dasar hal itu, kita bisa mendefinisikan aktivitas s*ksual, bahwa aktivitas s*ksual tidak keluar dari aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk membebaskan diri dari ketegangan jasmani, perasaan, dan psikologis yang disebabkan oleh gelora emosional s*ksual yang menuntut tubuhnya secara umum dan syaraf-syarafnya secara khusus sebagai akibat dari rangs*ngan-rangsangan fisik atau psikis atau rangs*ngan pikiran yang menstimuiasi pusat-pusat dorongan s*ksual yang ada di dalam organ syarafnya.
Dan sini terlihat jelas, bahwa manusia, jika ia memaksudkan hubungan s*ksual tersebut sebagai kesenangan s*ksual, dan itu yang umum, maka hubungan s*ksual harus didahului oleh rangs*ngan s*ksual yang akan menggerakkan dan menstimulasi pusat-pusat syaraf yang khusus dengan dorongan s*ksual supaya menghasilkan ketegangan s*ksual. Melampiaskan gelora s*ksual merupakan asas kenikmatan s*ksual yang hendak dicapai oleh manusia. Maka perasaan puas setelah selesai dari aktivitas s*ksual adalah asas kesenangan dan kenikmatan yang hendak dicapai oleh seseorang lewat hubungannya dengan lawan jenis.
Saya membawakan rincian-rincian ini agar orang-orang yang berkepentingan dari kalangan laki-laki dan perempuan yang berakal mengerti bahwa keinginan untuk melakukan aktivitas s*ksual semata akan menghalanginya dari merasakan kenikmatan s*ksual lahir dan batin, karena kenikmatan s*ksual berasal dari perasaan berhasil melampiaskan gelora s*ksual. Gelora s*ksual ini tidak akan diraih kecuali dengan perintah dari pusat-pusat syaraf yang menguasai dorongan s*ksual. Manakala pusat-pusat syaraf ini tidak tersentuh oleh rangs*ngan-rangs*ngan, maka pusat-pusat syaraf tersebut tidak akan memberikan sinyal apa pun bagi syaraf s*ksual sehingga aktivitas s*ksual akan menjadi aktivitas s*ksual yang hampa, bahkan menjelma aktivitas s*ksual binatang yang tidak memiliki kenikmatan apa pun.
0 comments:
Post a Comment