Wednesday, 16 September 2015

Aktifitas Dan Makanan Penyebab Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah salah satu gejala kondisi gizi buruk. Pada kondisi tersebut, energi yang lebih dari kebutuhan tubuh akan menumpuk dalam bentuk jaringan minyak (lemak), sehingga menghalangi kerja semua organ tubuh secara normal.(baca juga : Komplikasi Penyakit Akibat Obesitas)

Sebab-sebab kegemukan sangat banyak. Diantara sebab-sebab tersebut yang paling dikenal ialah: (baca juga : Kiat Mengatasi Obesitas)
1. Minimnya frekuensi gerakan pada saat bekerja akibat dari ditemukannya peralatan mesin di semua bidang pekerjaan, yang mengurangi kerja keras yang seharusnya dicurahkan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. 

2. Banyaknya waktu kosong yang tidak dimanfaatkan dan diinvestasikan untuk melakukan kegiatan dan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat, sehingga mengonsumsi makanan dijadikan sebagai aktifitas utama bagi seseorang dan sebagai kesibukan yang menyibukkannya sepanjang hari. Ditambah lagi banyak duduk di dalam rumah untuk menyaksikan acara-acara video dan televisi sambil mengonsumsi makanan-makanan ringan serta kurang gerakan dan aktifitas. 

3. Kecenderungan seseorang untuk mengonsumsi makanan-makanan siap saji (hamburger, sosis, dan lain sebagainya) sebagai ganti dari makanan-makanan segar yang mengandung serat. Dan ketertarikan orang-orang mengonsumsi makanan-makanan cepat saji (pizza, kue/roti, ayam goreng dan lain sebagainya) serta berlebihan dalam mengonsumsinya lantaran rasanya yang beda (lezat). 

4. Perbedaan nafsu makan, sehingga seseorang akan mengonsumsi makanan dengan motivasi lain selain lapar, seperti;
  • Basa-basi (untuk menunjukkan tata krama) dan etika sosial dalam acara-acara pesta perkawinan dan lainnya.
  • Sering mengadakan perjamuan (makan) pesta.
  • Shock psikis, seperti marah, gelisah, sedih, kesepian, dan lelah.
  • Berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan dan terus menambah walaupun sudah kenyang.
  • Makan tanpa dibutuhkan.
  • Mengonsumsi berbagai jenis makanan anak-anak (sep erti chiki dan semisalnya).
  • Sibuk dengan aktifitas-aktifitas lain pada saat makan (seperti menonton video dan televisi).
  • Mengonsumsi makanan sebagai hiburan dan kesibukan di waktu luang. 
5. Variasi cara masak yang menambah kandungan kalori makanan, seperti cara masak dengan menggunakan minyak lemak, dan mentega. 

6. Melalaikan sarapan pagi yang akan menjaga keseimbangan selera makan sepanjang hari, atau hanya makan satu kali setiap sehari. 

7. Makan di restoran, di mana di restoran tidak diberikan kesempatan mencari tahu dan melakukan konfirmasi tentang komposisi dan kandungan kalori makanan yang dikonsumsi. 

8. Menggunakan bahan penyedap, bumbu dan rempah-rempahan yang berlebihan, di mana bahan-bahan ini akan menambah selera dan porsi makanan yang dikonsumsi seseorang. 

9. Tidak adanya kesadaran akan pentingnya gizi, sehingga menjadikan seseorang memilih makanan yang tidak selaras dan cocok dengan tuntutan kesehatan dan kebutuhan badannya. 

10. Mengonsumsi manis-manisan secara berlebih-lebihan serta adanya persediaan di rumah secara terus-menerus yang menjadikannya sebagai makanan pokok sehari-hari. Manisan secara khusus memiliki peran besar dalam menimbulkan obesitas atau kegemukan, karena alasan-alasan berikut:
  • Rasanya yang istimewa yang mendorong seseorang untuk mengonsumsinya dalam jumlah besar, yang memberikan tubuh suntikan kalori yang jauh lebih besar dan kebutuhannya.
  • Sedikit manisan mengandung kalori yang sangat besar, karena ia tidak mengandung bahan-bahan lain.
  • Manisan memainkan peran yang besar dalam meningkatkan produksi hormon insulin tubuh. Yaitu hormon yang paling berperan dalam membentuk jaringan lemak. ini dikarenakan hormon tersebut bekerja merubah glukosa darah menjadi sel.
Diperhatikan setelah mengonsumsi manisan, terjadi rasa ingin makan (lapar semu) akibat dari kerja insulin yang menurunkan kadar glukosa darah (glukosa disimpan dalam bentuk lemak), sehingga seseorang merasa lapar. Maka ia pun menambah konsumsi manisan, lalu produksi insulin bertambah dan ia merasa lapar lagi. Demikian seterusnya, seseorang berputar dalam lingkaran kosong antara surplus produksi insulin kemudian rasa lapar. Dia menambah konsumsi manisan untuk menghilangkan rasa lapar, lalu insulin meningkat, dan demikian seterusnya. (baca juga : peran depresi dalam meningkatkan obeistas)

11. Kurangnya kandungan serat pada bahan makanan nabati. Yang demikian itu disebabkan oleh:
  • Tidak mengonsumsi jumlah yang memadai dan sayur-sayuran yang masih segar dan yang dimasak serta buah-buahan.
  • Cara penyajian yang salah, yaitu dengan mengupas sayur-sayuran (yang ada kulitnya) dan memeras buah-buahan (menjadikan juice).
  • Hanya mengonsumsi daging hewan sebagai sumber pokok bagi pemasok protein dan tidak mengonsumsi protein nabati (sayur).
  • Salah cara penyajian kacang-kacangan ketika memasak yaitu dengan dikupas.
  • Mengutamakan roti yang berwama putih ketimbang yang berwarna coklat. 
12. Gangguan pada kelenjar endokrin dapat menimbulkan obesitas. Kelebihan produksi insulin atau hormon kortisol, atau kekurangan hormon kelenjar gondok, kesemuanya ini dapat menyebabkan obesitas.

Wanita yang mengalaini tumor pada ovarium misalnya, mereka mengalami kegemukan yang sangat, dan itu dipicu oleh penyusutan hormon tubuh.

Berikut ini, kami akan sebutkan jenis-jenis makanan yang ikut memberikan kontribusi dalam kelebihan berat badan, atau yang menyebabkan obesitas : 

1). Makanan-makanan yang kaya dengan lemak, seperti keju, mentega, daging yang berkadar lemak tinggi, susu berlemak, dan krim (kepala susu). 

2). Goreng-gorengan, seperti daging goreng, ikan goreng, kentang, dan lain sebagainya. 

3). Makanan-makanan yang kaya dengan zat tepung dan zat gula, seperti permen, manisan, es krim, nasi, mie, dan coklat. 

4). Alkohol dan minum-minuman keras dapat menambah jumlah konsumsi makanan. 

5).Tidur dalam jangka waktu yang panjang dan perannya dalam obesitas

Manusia membutuhkan kalori yang sangat sedikit sekali dalam menunaikan tugas-tugas vital tubuh pada saat tidur.

Artinya, energi yang dihabiskan oleh tubuh pada saat tidur sangat sedikit sekali. Selanjutnya, energi-energi yang lebih disimpan dalam bentuk lemak dan minyak di dalam tubuh. (baca juga : peran menonton televisi dalam meningkatkan kegemukan)

Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar pada dasamya mendorong manusia untuk tidur, sebagai akibat dan kurangnya jumlah darah yang sampai ke otak, karena darah yang keluar dengan deras ikut berpartisipasi dalam aktivitas pencernaan dan pengisapan, sehingga seseorang merasa ingin tidur dan malas.

Pada saat tidur, sebagaimana yang telah kami kemukakan, tubuh hanya butuh sedikit kalori untuk menunaikan tugas-tugas vital tubuh. Artinya, energi yang lebih akan tersimpan secara otomatis, lalu berat badan akan naik. Hal itu akan semakin terbantu oleh banyak diam, sedikit gerakan, dan lemah/malas yang menyertai tidur serta sistem pencernaan yang kurang baik yang diakibatkan karena mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.

0 comments:

Post a Comment