Sunday, 6 September 2015

Kapan Aktifitas Intim Harus Diakhiri Dan Berakhir ?

Pertanyaan penting yang selalu terlontar, kapan aktivitas s*ksual berakhir? Atau bagaimanakah aktivitas s*ksual berakhir dari kedua belah pihak (suami dan istri) dapat merasakan kepuasan dan kenikmatan yang sempurna?

Aktivitas s*ksual pada suami berakhir dengan ej*kulasi atau keluarnya sperma. Adapun perempuan, ia tidak mengeuarkan cairan apa pun. OIeh sebab itu, indikasi ia telah sampai pada kenikmatan s*ksual yang dicari-cari lewat hubungan intim menjelma dalam bentuk yang beragam. Sebagian perempuan beberapa saat ia ditimpa seperti hilang kesadaran. Dan sebagian yang lain mengalaini kejang, atau mengeluarkan rintihan dan tidak lama setelah itu semua otot-otot tubuhnya akan kembali relaks, maka ia tidak akan merespon gerakan-geraka suaminya jika suaminya sama sekali belum mencapai org*sme.

Kedua belah pihak akan terengah-engah menandakan tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini imrip kondisi yang menimpa atlet sehabis melakukan olahraga berat, seperti lari misalka dan mungkin perlu kami sebutkan, hahwa raut wajah manusia ketika selesai dari aktivitas s*ksual mirip seperti wajah orang yang keletihan.

Inilah ringkasan yang harus diketahui berkaitan dengan aktivitas s*ksual. Apabila kita menengok kembali tema frigiditas pada wanita, kita temukan pada umumnya tidak keluar dan keberadaannya sebagai sebuah fenomena yang menunjukkan tidak adanya reaksi dari wanita untuk melakukan hubungan intim.

Pengalaman semua ahli menunjukkan, bahwa sikap laiki-laki yang meremehkan foreplay merupakan faktor penyebab terbesar kefrigiditisan wanita yang seharusnya dirangs*ng secara s*ksual sebelum hubungan intim. Laki-laki semestinya tidak hanya mencari daerah-daerah yang sensitif pada kekasihnya, tetapi juga mesti mencari cara terbaik untuk proses pemanasan ini yang lebhh disukai wanita. Bukan aib apabila laki-laki melakukan itu selama bertujuan untuk menciptakan suasana yang hangat bagi kehidupan s*ksual yang nyaman antara dia dan istrinya.

Di antara perkara menyebalkan bagi wanita ketika hubungan s*ksual adalah, sikap tidak memperhitungkan kehendaknya, lalu si laki-laki mendatanginya mengikuti tabiat dan kehendaknya tanpa memperhatikan kemauan pasangannya. Hasrat untuk melakukan hubungan intim merupakan perkara yang lebih penting bagi wanita ketimbang laki-laki, dan ketidakadaan hasrat untuk melakukan hubungan intim pada wanita dapat menyebabkan proses perangs*ngan terasa sulit. Sebagaimana telah kita jelaskan, bahwa rangs*ngan sangatlah penting dalam hubungan s*ksual. Termasuk faktor penyebab sang istri tidak bergair*h untuk melakukan hubungan intim adalah ketidak mampuan laki-laki untuk meimilih waktu yang tepat. Seringkali laki-laki berhasrat untuk bersenggama dengan pasangannya sementara pasangannya sedang marah, atau letih, atau ngantuk.

Perbedaan dalam hal keinginan memperoleh keturunan juga seringkali menyebabkan frigiditas istri. Apabila suami berharap dalam hubungan intim supaya memperoleh anak, sementara istri melihat sebaliknya atau ingin menundanya beberapa waktu, dalam kondisi ini ia akan merasakan bahwa suaminya tidak mempedulikan sedikit pun dari perkaranya, dan bahwa dia tidak diperhitungkan serta hanya dijadikan sebagai objek memperoleh anak, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga keinginan mencari kesenangan lewat hubungan s*ksual akan hilang darinya dan tidak butuh waktu yang lama, ia akan memandangnya dengan pandangan benci dan berakibat frigiditas pada wanita.

Bisa juga terjadi sebaliknya, di mana istri mengharapkan memperoleh anak, namun suaminya menentangnya dalam hal itu. Maka akan mengakar dipikiran wanita sebuah pikiran bahwa suaminya telah merampas sebagian haknya sebagai istri dan bahwa suaminya tidak memandangnya kecuali sebagai objek pelampiasan syahwatnya semata.

Dan masih banyak lagi kondisi-kondisi serupa yang sangat mudah diselesaikan lewat saling memahami dan komunikasi yang bagus serta lapang dada, serta usaha suami untuk memahamkan istrinya bahwa keduanya harus sepakat secara pemikiran dan perbuatan sehingga sikap dingin istrinya mencair.

Kita berhenti di sini. Sudah cukup bagi kita pembicaraan mengenai aktivitas s*ksual. Untuk selanjutnya kami katakan, bahwa di antara sesuatu yang paling penting yang mesti kita sebutkan dan kita tekankan demi tercapainya kehidupan suami istri yang harmonis yaitu, hendaknya ada perasaan saling memahaini, cinta, cumbu rayu, dan candaan antara kedua pasangan suami istri.

Islam telah memerintahkan hal itu dan menganjurkan cumbu rayu, candaan, dari usaha mencintai dan menumbuhkan suasana saling menyayangi sehingga kehidupan penuh dengan kebahagiaan sempurna. Barangkali para ahli telah merekomendasikan dan menjelaskan hal itu seperti yang kami paparkan. Alangkah indahnya bila kita berpegang dengan ajaran agama kita yang lurus, mari kita dengarkan Firman Allah :

“Dan dijadikannya di antara kalian rasa kasih dan sayang.” (Ar um: 21).

Tafsirannya adalah seperti yang telah disebutkan.
Tidaklah agama itu kecuali sebagai sumber pengetahuan bagi kebaikan orang-orang yang memeluknya dan yang mengetahui.

0 comments:

Post a Comment