Dari kesemua ini, tampaklah bahwa aktivitas s*ksual bukan aktivitas “binatang” yang tidak didahului oleh pendahuluan-pendahuluan dan persiapan-persiapan. Juga tampak bahwa pemanasan s*ksual (foreplay) tidak saja harus dilakukan supaya aktivitas s*ksual berjalan dalam bentuk tidak menyakitkan. Bahkan juga, pemanasan sangat urgen sekali untuk kehamilan. Karena tanpa pemanasan, leher rahim akan tetap tertutup, terkunci di hadapan spermatozoa, padahal masuknya spermatozoa ke dalam rahim perlu sekali supaya kehamilan tercapai. Baca artikel sebelumnya yang memahas tentang Manfaat Rangs*ngan Sebelum Bercinta juga artikel Tujuan Dibalik Aktifitas Bercinta)
Tidak diragukan lagi, bahwa hamil adalah tujuan pertama hubungan intim. Karena tidak mungkin bagi orang yang berakal untuk menggambarkan bahwa Allah menjadikan kehidupan suami istri bagi manusia hanya untuk bersenang-senang dengan kelezatan belaka. Di antara yang menguatkan hal itu adalah, laporan para peneliti dalam bidang s*ks. Laporan yang merekomendasikan bahwa laki-laki dan wanita masyarakat terbelakang (primitif) di pelosok-pelosok benua yang berbeda, mereka tidak melakukan aktivitas s*ksual untuk mengejar kesenangan ataupun kenikmatan. Karena mereka masih sangat terbelakang, organ syarafnya belum mengecap kemajuan sedikit pun untuk mengetahui secara detail kesenangan hidup dari kenikmatan-kenikmatannya yang bersifat s*ksual dan yang bukan s*ksual. Jika demikian, hanya manusia modern, yang organ syarafnya telah diterangi oleh kemajuanlah yang menggandengkan antara hubungan intim dengan kesenangan fisik serta kenikmatan lahir dan pikiran. Dengan demikian, dia telah menambahkan tujuan kedua ke dalam tujuan asli dari kehidupan s*ksual.
Maka, tujuan pertama dari hubungan intim, sebagaimana yang kita sebutkan, adalah kehainilan yang Allah telah jadikan sebagai konsekuensi dari hubungan s*ksual. Adapun tujuan kedua, maka berasal dari inovasinya atau usahanya atau perbaharuan yang ia adakan untuk memuaskan hasrat syahwat yang timbul dari dirinya, seperti kesenangan-kesenangan lain yang ia lakukan untuk dirinya. Sebagai contoh dalam hal ini adalah: bahan-bahan makanan, yang tumbuh berkembang dan dapat memelihara kesehatan kita serta membantu kita untuk bisa bergerak dan beraktivitas hingga akhir hayat.
Bersenang-senang dengan berbagai jenis makanan serta kreatif dalam cara membuat dan menyajikannya adalah hasil dari inovasi yang dicapai manusia lewat pengalaman dan latihan dalam berbagai event. Demikian juga halnya hubungan intim serta memandangnya sebagai sarana menggapai kesenangan fisik dan psikologis, merupakan perkara yang dicapai oleh anak Adam melalui pelatihan organ syarafnya. Inilah faktor penyebab ketidakmampuan masyarakat primitif dari memahaini hubungan intim lebih dari sekedar sarana untuk memperoleh keturunan.
Disini pemanasan juga harus dilakukan, yakni mesti dilakukan jika manusia hendak mencari kesenangan lewat kenikmatan hubungan s*ksual. Karena pemanasan akan menstimulasi organ syaraf secara umum, dan lebih khusus lagi pusat-pusat syaraf yang mengendalikan dorongan s*ksual, di mana dorongan s*ksual tidak akan terwujud kecuali sebagai respon terhadap stimulan ini. Manakala pusat-pusat syaraf telah terangs*ng, pusat-pusat syaraf tersebut akan melakukan tugasnya mengirim rangs*ngan-rangs*ngan ke seluruh anggota tubuh, berupa indra dan bagian jasad lainnya, mengiriminya sebuah kondisi berupa ketegangan, sehingga tekanan darah akan meningkat, denyut jantung akan semakin cepat, demikian juga volume darah pada bagian luar tubuh akan semakin banyak, lalu organ-organ tubuh yang dapat membesar dan melebar seperti put*ng pay*dara dan klit*ris serta organ genital pada laki-laki akan menegang, wajah akan terlihat memerah karena menahan sesuatu seperti ketika sedang emosi dan syaraf bergejolak, napas akan semakin cepat, lebih dalam dari biasanya, syaraf-syaraf perasa yang terdapat di permukaan kulit ditimpa malas sehingga akan sangat kehilangan kesensitivannya, dan inilah yang menyebabkan seseorang tidak merasakan keberadaan cubitan dan gigitan pada saat dorongan s*ks mencapai klimaksnya pada saat hubungan intim, terutama pada bagian akhirnya, dan banyak otot-otot tubuh menjadi tegang seperti tersumbat, dan seterusnya.
Kondisi tegang ini, yang menimbulkan kesenangan psikis pada manusia, tidak lama kemudian tubuh menjadi tidak kuasa menahan ketegangan tersebut, maka ia bekerja menyelesaikan aktivitas s*ksual untuk membebaskan diri dariinya. Manakala tubuh terbebas dari kondisi tegang ini, pada saat itulah hadir perasaan lega dan puas, menandakan tergapainya org*sme yang merata pada tubuh dan syaraf-syarafnya di akhir hubungan intim.
Tidak diragukan lagi, bahwa hamil adalah tujuan pertama hubungan intim. Karena tidak mungkin bagi orang yang berakal untuk menggambarkan bahwa Allah menjadikan kehidupan suami istri bagi manusia hanya untuk bersenang-senang dengan kelezatan belaka. Di antara yang menguatkan hal itu adalah, laporan para peneliti dalam bidang s*ks. Laporan yang merekomendasikan bahwa laki-laki dan wanita masyarakat terbelakang (primitif) di pelosok-pelosok benua yang berbeda, mereka tidak melakukan aktivitas s*ksual untuk mengejar kesenangan ataupun kenikmatan. Karena mereka masih sangat terbelakang, organ syarafnya belum mengecap kemajuan sedikit pun untuk mengetahui secara detail kesenangan hidup dari kenikmatan-kenikmatannya yang bersifat s*ksual dan yang bukan s*ksual. Jika demikian, hanya manusia modern, yang organ syarafnya telah diterangi oleh kemajuanlah yang menggandengkan antara hubungan intim dengan kesenangan fisik serta kenikmatan lahir dan pikiran. Dengan demikian, dia telah menambahkan tujuan kedua ke dalam tujuan asli dari kehidupan s*ksual.
Maka, tujuan pertama dari hubungan intim, sebagaimana yang kita sebutkan, adalah kehainilan yang Allah telah jadikan sebagai konsekuensi dari hubungan s*ksual. Adapun tujuan kedua, maka berasal dari inovasinya atau usahanya atau perbaharuan yang ia adakan untuk memuaskan hasrat syahwat yang timbul dari dirinya, seperti kesenangan-kesenangan lain yang ia lakukan untuk dirinya. Sebagai contoh dalam hal ini adalah: bahan-bahan makanan, yang tumbuh berkembang dan dapat memelihara kesehatan kita serta membantu kita untuk bisa bergerak dan beraktivitas hingga akhir hayat.
Bersenang-senang dengan berbagai jenis makanan serta kreatif dalam cara membuat dan menyajikannya adalah hasil dari inovasi yang dicapai manusia lewat pengalaman dan latihan dalam berbagai event. Demikian juga halnya hubungan intim serta memandangnya sebagai sarana menggapai kesenangan fisik dan psikologis, merupakan perkara yang dicapai oleh anak Adam melalui pelatihan organ syarafnya. Inilah faktor penyebab ketidakmampuan masyarakat primitif dari memahaini hubungan intim lebih dari sekedar sarana untuk memperoleh keturunan.
Disini pemanasan juga harus dilakukan, yakni mesti dilakukan jika manusia hendak mencari kesenangan lewat kenikmatan hubungan s*ksual. Karena pemanasan akan menstimulasi organ syaraf secara umum, dan lebih khusus lagi pusat-pusat syaraf yang mengendalikan dorongan s*ksual, di mana dorongan s*ksual tidak akan terwujud kecuali sebagai respon terhadap stimulan ini. Manakala pusat-pusat syaraf telah terangs*ng, pusat-pusat syaraf tersebut akan melakukan tugasnya mengirim rangs*ngan-rangs*ngan ke seluruh anggota tubuh, berupa indra dan bagian jasad lainnya, mengiriminya sebuah kondisi berupa ketegangan, sehingga tekanan darah akan meningkat, denyut jantung akan semakin cepat, demikian juga volume darah pada bagian luar tubuh akan semakin banyak, lalu organ-organ tubuh yang dapat membesar dan melebar seperti put*ng pay*dara dan klit*ris serta organ genital pada laki-laki akan menegang, wajah akan terlihat memerah karena menahan sesuatu seperti ketika sedang emosi dan syaraf bergejolak, napas akan semakin cepat, lebih dalam dari biasanya, syaraf-syaraf perasa yang terdapat di permukaan kulit ditimpa malas sehingga akan sangat kehilangan kesensitivannya, dan inilah yang menyebabkan seseorang tidak merasakan keberadaan cubitan dan gigitan pada saat dorongan s*ks mencapai klimaksnya pada saat hubungan intim, terutama pada bagian akhirnya, dan banyak otot-otot tubuh menjadi tegang seperti tersumbat, dan seterusnya.
Kondisi tegang ini, yang menimbulkan kesenangan psikis pada manusia, tidak lama kemudian tubuh menjadi tidak kuasa menahan ketegangan tersebut, maka ia bekerja menyelesaikan aktivitas s*ksual untuk membebaskan diri dariinya. Manakala tubuh terbebas dari kondisi tegang ini, pada saat itulah hadir perasaan lega dan puas, menandakan tergapainya org*sme yang merata pada tubuh dan syaraf-syarafnya di akhir hubungan intim.
0 comments:
Post a Comment