Saturday, 10 October 2015

Waspadai Terserang Herpes Genitalis…!!!

APA ITU HERPES GENITALIS DAN BAGAIMANA PENANGANANNYA  ?
Sebut saja Tini. Wanita berumur 28 tahun ini merasakan sering keputihan. Di bagian v*gina terasa gatal-gatal, perih dan ada bintil-bintil kecil yang melepuh. Hal seperti itu mulai ia rasakan setelah setahun menikah.

“Suami saya kadang merasakan gatal-gatal dan ada bintil-bintil yang berair dan memecah pada kelaminnya,” kata Tini. Itu terjadi sebelum Tini mengalami masalahnya. Setelah periksa ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin, Tini dan suaminya dinyatakan terkena penyakit Herpes genitalis.

Apa sesungguhnya herpes pada kelamin itu? Dr. Sunardi Radiono SpKK menjelaskan, bintit kecil dan memecah dan berair seperti koreng kecil-kecil, ini kalau pertama kali terkena. Kalau serangan ulang disebut herpes genitalis recurrent, umumnya terbatas yang terkena satu sisi saja kena, jumlah bintit-bintitnya sedikit, tapi sering kambuh.

HSV-1 normatif menyebabkan herpes simpleks labialis atau persialis yang mengenai daerah bibir atau muka. Infeksi primer pada HSV-1 biasanya terjadi pada anak-anak (satu bayi sampai tujuh bayi) muncul seperti gomen. Dalam 10 hari, penyakit itu sembuh. Untuk membuktikannya, kata Sunardi, perlu pemeriksaan laboratorium. “Suatu saat setelah dewasa bisa kambuh sebagai herpes simpleks labialis,” katanya.

Penyakit herpes genitalis bisa dialami oleh orang di seluruh dunia, dengan perilaku s*ksual yang hampir sama. Umumnya penderita atau patnernya pernah mempunyai riwayat berhubungan s*ks dengan pasangan di luar nikah.

Laki-laki yang tidak sunat lebih berisiko terkena penyakit herpes genitalis. Pasalnya, selaput lendirnya tipis. “Kalau sudah disunat selaput lendirnya tebal, menjadi kulit biasa, sehingga relativ lebih sulit tertular,” jelas Sunardi.

Herpes genitalis yang disebabkan karena HSV-2 cenderung mudah kambuh dan kekambuhan ini sangat variatif. Menurul Sunardi, umumnya jika orang yang terkena herpes kelelahan secara fisik atau secara mental, terlalu banyak kegiatan di tempat terbuka atau kena sinar matahari berlebihan, maka ia mudah kambuh. Lain halnya dengan HSV-1. Kekambuhannya jarang dan makin ringan penyakitnya. cenderung tidak mudah kambuh.

Jika herpes genitalis mengenai seorang ibu, dan pada saat persalinan sedang kambuh beresiko menular ke bayi yang dilahirkan ketika proses persalinan.

Bayi yang terkena HVS-2 akibatnya macam-macam, antara lain radang pada mata, dan kalau berat bisa radang otak (ensefalifis), erupsi kulit yang menyeluruh. Hal ini yang bisa mengancam jiwa si bayi, sekitar 50 persen menyebabkan kematian.

HSV-2 ini ditularkan melalui hubungan s*ks. Karena itu pada ibu yang mendekati proses persalinan dan menderita atau sedang kambuh herpes genitalis harus segera diobati. Kalau herpes genitalis tidak sedang kambuh, resiko penularan dan ibu ke bayi kecil. “Di Indonesia kasus HSV-2 pada bayi jarang, tetapi pada orang dewasa cukup banyak. Apalagi yang perilakunya macam-macam.

Bila seorang terkéna herpes genitalis ini persoalannya lebih banyak ke persoalan sosial, terutama bila sering kambuh, karena bisa mengganggu hubungan suami istri. Bila suami genitalnya sering sakit, lecet, lama-lama istrinya akan stress. Pengobatannya, setiap kali kambuh memerlukan waktu penyembuhan sekitar 5-10 hari.

Untuk mencegah supaya tidak sering kambuh antara lain : gaya hidup sehat, jika pasangan ingin punya anak dengan aman, kebetulan mereka terkena herpes genitalis serta kambuh-kambuh terus, bisa ditekan dengan pengobatan supresif (diobati dalam waktu lama) sekitar 6-9 bulan. Namun, kata Sunardi, umumnya setelah terapi supresif, kemudian misalnya enam bulam kambuh lagi, maka dia harus melakukan pengobatan lagi, tetapi tidak perlu terapi terus menerus. “Pada saat merasa mau kambuh langsung diobati, tambahnya.

0 comments:

Post a Comment